Artikel ini dibuat sebagai tahap lanjutan pengenalan sebelum masuk ke dalam proses pembuatan WebGIS. Sebelumnya INFO-GEOSPASIAL pernah membahas dan membuat atikel yang saling berkaitan dengan artikel ini, diantaranya :
- Pengenalan Leaflet JavaScript
- Pengertian GeoSever
- Pengertian PostgreSQL
- Import SHP dari QGIS ke PostgreSQL
Ketiga komponen yang disebutkan pada artikel tersebut akan berperan penting dalam proses pembuatan WebGIS yang akan dibahas. Pada artikel ini akan menjelaskan bagaimana cara mengkoneksikan Database pada PostgreSQL ke GeoServer. Dalam asumsi bahwa isi di dalam database adalah objek geometrik berupa file .SHP (shapefile). Proses menginput file .SHP ke Database di PostgreSQL bisa di lihat di artikel Pengertian PostgreSQL.
Proses input file .SHP harus menggunakan plugin PostGIS. Jalankan plugin PostGIS di dalam database Indonesia, kemudian lakukan koneksi ke database tersebut dengan isian sebagai berikut :
![]() |
Koneksi PostGIS ke database Indonesia |
- Username : postgres
- Password : (isi dengan password yang sama pada saat masuk ke server di PostgreSQL)
- Server Host : localhost
- Port : Isi dengan port yang digunakan (yang telah ditentukan pada saat instalasi PostgreSQL), secara default portnya adalah : 5432, namun dalam contoh ini port yang digunakan adalah 3610.
- Database : isi dengan nama database yang akan dikoneksikan
Pada file SHP yang telah panggil, bagian SRID isi dengan : 4326 (dimaksudkan untuk memeberitahui sistem bahwa data tersebut menggunakan sistem projeksi geografis longitude/latitude dengan datum WGS 84). Jika file shp berisikan objek yang terpisah untuk setiap objeknya, misal provinsi bali terdiri dari pulau bali dan beberapa pulau kecil lainnya (tidak bergabung/tidak digabung menjadi satu objek tunggal) maka itu dapat dilakukan setingan pada bagian Option dengan menselect Generate simple geometries instead of MULTI geometries.
Maksudnya agar file tersebut dirubah kedalam bentuk Single Geometric, sehingga ketika database tersebut dikoneksikan ke aplikasi GIS (QGIS, ArcGIS, dll), file tersebut dapat dilakukan editing seperti menambah objek baru.
Jika objek pada file SHP tersebut berisikan objek terpisah namun sudah dalam bentuk Multi Geometric (sudah di combine/merge) maka tidak dapat dirubah ke dalam bentuk Single Geometric, namun file tersebut masih bisa diedit di dalam aplikasi GIS (jika proses editing dilakukan dengan mengkoneksikan database ke aplikasi GIS) hanya saja tidak bisa menambahkan objek baru, hanya bisa mengedit node dan vertex dari objek di dalamnya.
Jadi untuk mengatasi hal tersebut, sebelum dimasukan ke database, lakukan edit ulang pada file SHP dengan menggunakan aplikasi GIS, dan pastikan tidak ada objek yang digabungkan untuk setiap objek yang terpisah. Di aplikasi ArcGIS bisa menggunakan fungsi Multipart to Singlepart, atau di aplikasi MapInfo bisa menggunakan Disaggregate.
![]() |
Mengatur file ke dalam bentuk Single geometric |
Untuk file yang sudah Multi Geometric, maka ketika di import akan gagal seperti gambar berikut :
![]() |
File berbentuk Multi Geometric gagal di Import |
Dan untuk file yang berada dalam bentuk single geometric, ketika di import maka akan berhasil, seperti gambar berikut :
![]() |
File berbentuk Single Geometric berhasil di import |
Setelah proses import SHP ke database berhasil dilakukan, tabel SHP tersebut dapat dilihat di pilihan database Indonesia > Schemas > Public > Tables, kemudain pilih nama tabel dari SHP tersebut, gunakan tools table yang ada pada toolbox.
![]() |
Tabel SHP Indo_Provinces di PostgreSQL |
berikutnya adalah koneksi database tersebut ke GeoServer. Jalankan program GeoServer, Login dengan username dan password yang sudah ditentukan. Kemudian buat Workspace baru dengan nama Indonesia.
![]() |
Buat Workspace Indonesia |
Kemudian masuk ke menu Stores, tambahkan store baru, pilih PostGIS kemudian berikan setingan sebagai berikut :
![]() |
Setting Koneksi ke database Indonesia di PostgreSQL dengan bantuan PostGIS |
- Workspace : Indonesia
- Data Source Name : (isi sesuai dengan nama yang di inginkan)
- Description : (Isi dengan deskripsi yang di inginkan)
- Dbtype : postgis
- Host : localhost
- Port : (isi dengan port yang digunakan pada PostgreSQL)
- Database : nama database yang akan di koneksikan
- Schame : Public
- User : postgres
- Password : (isi dengan password untuk masuk ke server PostgreSQL)
Atur setingan diatas sesuai dengan database yang akan di koneksikan, jika berhasil maka akan muncul daftar layer yang berada pada database yang berhasil di koneksikan.
![]() |
Daftar layer yang berada pada database |
Dari daftar layer yang muncul (layer indo_provinces), klik publish. Kemudian atur settingan sebagai berikut :
![]() |
Setting Layer Indo_Provinces |
- Name : (isi dengan nama dari layer tersebut)
- Title : (judul layer)
- Abstract : (deskripsi dari layer)
- Native SRS dan Declare SRS : otomatis terisi dengan EPSG:4326, karna sebelumnya sudah di atur pada saat import SHP ke database dengan mengisi kode EPSG tersebut di bagian SRID (bisa diatur sendiri bila sistem projeksi yang digunakan berbeda)
- Bounding Boxes : klik link Compute from data dan Compute from native bounds untuk menampilkan batas koordianat dari layer tersebut.
- Feature Type Details : periksa kembali nama kolom dan type dari tabel layer tersebut, jika sudah melakukan perubahan pada isi kolom/kolom klik reload feature type untuk merefresh daftar tabel.
![]() |
Layer Indo_Provinces di dalam tampilan OpenLayer |
Selanjunya coba tampilkan ke dalam format GeoJSON, karna format data ini yang nanti akan di panggil ke dalam halaman WebGIS untuk proses pembuatan WebGIS yang akan dibahan pada artikel yang akan datang.
![]() |
Layer Indo_Provinces di dalam tampilan GeoJSON |
Sekian artikel tetang cara koneksi database di PostgreSQL ke GeoServer. Tutorial selanjutnya akan langsung membahas proses pembuatan WebGIS dengan menggunakan komponen-komponen yang sudah dijelaskan pada beberapan artikel sebelumnya.
Semoga Bermanfaat . . .
Wassalamualaikum Wr.Wb
0 komentar:
Post a comment