Assalamualaikum Wr.Wb
Banyaknya insiden kebakaran di berbagai belahan dunia, menyebabkan
banyaknya kerugian pada berbagai aspek, diantaranya kesehatan, ekonomi,
ekologi, dan dampak langsung berupa kerusakan
properti dan infrastruktur serta hilangnya aset pertanian, perkebunan dan
kehutanan. Tak sedikit juga meminta korban jiwa manusia. Untuk kasus kebakaran
besar tak jarang harus dilakukan evakuasi permukiman penduduk. Kebakaran
lebih sering terjadi di area hutan, yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantarnya :
- Faktor
Alam
Kebakaran hutan secara alami banyak dipicu oleh petir, lelehan lahar gunung
api, dan gesekan antara pepohonan. Sambaran petir dan gesekan pohon bisa
berubah menjadi kebakaran bila kondisi hutannya memungkinkan, seperti
kekeringan yang panjang. Di hutan-hutan subtropis, sambaran petir dan
gesekan ranting pepohonan sering memicu kebakaran. Namun di hutan hujan
tropis seperti Indonesia, hal ini sedikit mustahil. Karena terjadinya
petir biasanya akan diiringi oleh turunnya hujan atau petir terjadi
di sepanjang hujan. Sehingga sangat tidak mungkin menimbulkan kebakaran.
Pemicu alamiah lainnya adalah gesekan antara cabang dan ranting pepohonan. Hal
ini pun biasanya hanya terjadi di hutan-hutan yang kering. Hutan hujan tropis
memiliki kelembaban tinggi sehingga kemungkinan gesekan antar pohon menyebabkan
kebakaran sangat kecil.
- Faktor
Manusia
Kebakaran hutan yang dipicu kegiatan manusia bisa diakibatkan dua hal,
secara sengaja dan tidak sengaja. Kebakaran secara sengaja kebanyakan dipicu
oleh pembakaran untuk membuka lahan dan pembakaran karena eksploitasi sumber
daya alam. Sedangkan kebakaran tak disengaja lebih disebabkan oleh kelalaian
karena tidak mematikan api unggun, pembakaran sampah, membuang puntung rokok,
dan tindakan kelalaian lainnya.
Dan dari kasus-kasus kebakaran yang terjadi, seringkali manusia tidak
mengetahui letak pasti dari Titik Api yang menjadi penyebab terjadinya
kebakaran tersebut, oleh karena itu NASA (National Aeronutics and Space
Administration) menyediakan data yang menunjukan sebaran lokasi Titik Api yang
diambil dan diolah dari sensor MODIS pada Satelit Terra dan Aqua.
Data yang disediakan bersifat realtime, sehingga memungkinkan kita untuk
melihat perubahan yang terjadi berdasarkan interval waktu tertentu. Untuk
mendapatkan data Titip Api ini, silahkan kunjungi situs nya di earthdata.nasa.gov.
Maka akan di dapatkan tampilan utama seperti berikut :
![]() |
earthdata.nasa.gov |
Untuk mengunduh data Titik Api, klik pada Download MODIS Active Fire Data,
dan apabila ingin melihat letak titik panas di dalam tampilan webgis, silahkan
pilih Web Fire Mapper.
Di dalam pilihan Download MODIS Active Fire Data, akan di sajikan hamparan
data Tititk Api yang terdiri dari 12 bagian belahan dunia, dan 1 bagian untuk cakupan seluruh dunia. Data Titik Panas
disajikan dalam 4 format data, yaitu Shapefile, KML, WMS , dan TEXT.
![]() |
Download Data Titik Api |
Dalam contoh ini akan di unduh data Titik Api wilayah South East Asia dalam
format SHP, untuk kurun waktu 7 hari terakhir. Setelah data terunduh, kemudian
di tempilkan ke dalam software ArcGIS dan di Overlay kan dengan Basemap World Imagery,
maka hasilnya seperti berikut :
![]() |
Titik Api di ArcGIS |
Setelah
itu tampilkan data atribut table dari layer Titik Api, maka akan di dapatkan
keterangan dari tiap lokasi Titik Api kurang lebih seperti berikut :
![]() |
Tabel Titik Api |
Terdapat
beberapa keterangan dari setiap Titik Api, salah satunya keterangan lokasi Titik
Api yang di tunjukan pada field Latitude dan Longitude, kemudian keterangan Satelit
yang di gunakan yaitu T (Terra) dan A (Aqua), dan masih banyak lagi.
Semoga
Bermanfaat . . .
( Teks referensi : jurnalbumi.com )
Wassalamualaikum
Wr.Wb
0 komentar:
Post a comment